01787 2200313 4500001002100000005001500021007000300036008004100039020001800080035002000098082000800118084001400126100002500140245004700165250002000212264004100232300002500273336002100298337003000319338002300349520100500372600001001377700002601387990001201413990001201425990001201437990001201449990001201461INLIS00000000000012820240222074951ta240222 d f ind  a9786028997935 a0010-0224000066 a813 a813 DON r0 aDona SangePengarang1 aRubiah jika aku boleh memilih /cDona Sang aCetakan pertama aJakarta :bRepublika penerbit,c2014 a214 halaman ;c20 cm 2rdacontentatext 2rdamediaatanpa perantara 2rdacarrieravolume aTak kepalang besar kebencian yang Rubiah rasakan pada sang ayah, seorang lelaki tua dengan hidung mancung mirip kepala botol limun. Lelaki pemarah itu kerjanya hanya sibuk menghabiskan waktu untuk menghidupi keluarga. Sebagai anak sulung, Rubiah tak luput dari bebanpekerjaan setiap hari membersihkan ubi hasil kebun untuk dijual di pasar esok hari. Suatu hari, lelaki berkumis melintang itu benar-benar kehilangan kegarangannya . Dengan lembut ia mengusap kepala Rubiah, bilang jangan risau saat melepasnya sekolah. Laku lembut pertama dan terakhir yang diterima Rubiah. Ayah Rubiah yang temperamen itu pergi untuk selama-lamanya. Kepergian sang ayah mengantarkan Rubiah pada kenyataan bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Dan, jika ia boleh meilih...... ah, tapi Sang Pemilik Kehidupan telah memilihkan jalan untuknya. Jalan yang memberinya pemahaman bahwa selama ini ia tak benar-benar membenci lelaki tua itu. Sebuah kisah sederhana yang menyadarkan kita tentang arti syukur dan mensyukuri hidup 4afiksi0 aAndriyatiePenyunting a0229/23 a0230/23 a0231/23 a0232/23 a0233/23